SELAMAT DATANG DI SUARA RAKYAT WONG KARANGTENGAH YANG BERISI KUMPULAN ASPIRASI,KRITIK DAN SARAN, SEMOGA BERMANFAAT

Jembatan Gantung Karangtengah

Rencananya Jembatan gantung ini akan segera dibangun jembatan permanen.

Mbanyumas Asli

Bangga dadi wong Banyumas

I Love Banyumas

Banyumas Kampung Halamanku

Wangon City

Wangon City is The Best

Letak Wangon City

Karangtengah merupakan daerah yang terletak di Kecamatan Wangon

Minggu, 31 Juli 2016

Makna Bulan Agustus Bagi Bangsa Indonesia

SR, 1 Agustus 2016
Bulan Agustus merupakan bulan yang berkesan bagi Bangsa Indonesia, karena dibulan ini ada satu hari yang diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Kemerdekan Indonesia. Ya, tepatnya tanggal 17 Agustus. Pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Ir. Soekarno didampingi Mohammad Hatta membacakan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Peristiwa ini menandai kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajahan dan menjadikan Indonesia menjadi negara yang berdaulat.

Kemerdekaan adalah cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bangsa di mana pun berada. Demikian halnya bangsa Indonesia yang mengalami masa penjajahan sangat panjang dan membuat penderitaan rakyat. Oleh karena itu, bangsa Indonesia berusaha untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Pada akhirnya harapan untuk merdeka itu terwujud dengan dicetuskannya Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Proklamasi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia berarti berakhirnya masa penjajahan dan mulainya kehidupan sebagai bangsa merdeka. Proklamasi kemerdekaan merupakan titik puncak atau peristiwa puncak dalam perkembangan perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajahan. Proklamasi kemerdekaan mengumandangkan suatu berita kegembiraan bagi bangsa Indonesia ke segenap penjuru dunia.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah sumber hukum bagi pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pembentukan negara yang dicetuskan melalui proklamasi tersebut bukanlah merupakan tujuan semata-mata, melainkan hanya sebagai alat untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan negara. Proklamasi kemer dekaan Indonesia menjadi sarana untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur serta lepas dari belenggu penjajahan bangsa lain.

Setiap tanggal 17 Agustus menjadi momen yang sakral dan dapat kita jumpai setiap rumah memasang bendera Merah Putih serta umbul - umbul yang juga dipasang di setiap komplek perumahan dan juga mengadakan upacara Bendera sebagai peringatan akan kemerdekaan. 
 
 
Tidak hanya itu, hal unik lainnya yang biasa masyarakat Indonesia lakukan saat merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia adalah dengan mengadakan suatu festival berupa lomba - lomba yang telah menjadi budaya tersendiri. Perayaan ini selalu dihiasi oleh meriahnya canda tawa orang - orang yang ikut serta dalam lomba tersebut. Biasanya lomba - lomba yang telah menjadi budaya dalam merayakan kemerdekaan Indonesia adalah Tarik Tambang, Balap Karung, Makan Kerupuk, Panjat Pinang, Lomba memindahkan belut, dan masih banyak lagi. Dan biasanya, pada malam hari di saat penghujung perayaan 17an tiba, hadiah- hadiah pun dipersembahkan untuk para pemenang setiap perlombaan.
Dengan adanya peringatan hari kemeredekaan Indonesia diharapkan mampu memberikan semangat dan dapat mengambil pelajaran dari perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raganya demi merebut kemerdekaan. MERDEKA,...!!!!!
 
Sumber: Redaksi SR diolah dari berbagai sumber

Kamis, 21 Juli 2016

Lebaran: Maaf dari Hati

Lebaran sudah tiba, suasananya penuh kebahagiaan dan keharuan. Bahagia bisa bertemu kembali di tahun yang baru dan haru karena kesalahan, baik sengaja maupun tidak, sudah termaafkan sewaktu bermaafan dengan para tetangga dan teman. Senangnya rasa persatuan bisa terpancar antara kami semua. Walaupun secara SAR (suku, agama dan ras) berbeda, tidak menghalangi rasa persaudaraan di antara kami semua. Momentum yang sangat indah terjalin baik pada saat Idul Fitri. Semua sama, sama-sama merasakan kesucian, keindahan, kebahagiaan dan persaudaraan sebagai umat manusia dan sebangsa. Tradisi ngiter ke rumah-rumah sudah terlaksana. Hidangan yang tersedia sangat menggiurkan. Ya, kami pun turut merasakan bagaimana nikmat dan indahnya Idul Fitri. Para tetangga, baik satu RT maupun beda RT, tiap tahun banyak yang memberikan ketupat, opor ayam, rendang dan masakan lainnya ciri khas Lebaran (termasuk kue-kue.


Lebaran memang sarat makna. Lebaran lebih sering diartikan sebagai upaya memafkan. Setiap muslim akan datang mengunjungi setiap tetangga atau orang yang dikenalnya untuk meminta maaf. Muslim yang didatangipun sering begitu mudah memaafkannya. Begitu indahnya dunia jika lebaran lebih dari satu kali. Hanya saja, kalau diperhatikan secara lebih jeli. Permintaan maaf dan pemberian maaf itu menjadi begitu mekanis. Seakan-akan hanya penghias bibir belaka. Bukan sesuatu yang datang dari hati. Jika setelah lebaran berakhir, masih ada perseteruan, maka hal itu menjadi wajar. Permintaan maaf dan pemberian maaf sepertinya hanya berlaku pada saat-saat lebaran belaka. Setelah itu, dunia berjalan normal kembali. Luka dan marah akan kembali mengisi hari-hari. Tak ada relevansinya dengan permintaan maaf dan pemberian maaf saat lebaran. Mungkinkah kita melahirkan maaf dari hati. Sangat mungkin dan harus mungkin! Seandainya dalam lebaran hati disertakan. Permintaan maaf tulus dan pemberian maaf pun tulus. Lebaran, mari kita beri arti: Maaf dari hati. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.
Sumber: Redaksi SR